1
Aku
selama ini hanya aku dan semua tentang aku yang aku ketahui. Entah bagaimana
semua berubah saat aku bertemu dengan beberapa manusia yang dapat mengubah
hidupku tapi tidak semua hidupku yang dapat mereka ubah. Sebelum semuanya
berubah mereka telah menghilang. Dan aku kembali menjadi diriku yang dulu. Aku
tidak pernah mengenal apa itu menangis dan apa yang bisa membuatku menangis.
Aku selalu melakukan hal yang hanya dapat membuat hidupku senang bukan untuk
orang lain tetapi untuk diriku sendiri. Dia adalah sesosok manusia yang
membuatku berjuang merasakan sulitnya hidup untuk mendapatkan apa yang aku
inginkan. Hingga semua itu tercapai, bayangannya memudar, dan muncul dia yang
baru yang menanamkan harapan dihatiku dan membuatku menjadi lebih dewasa untuk
berfikir bahwa tidak selamanya hidup ini dapat kita kendalikan sesuai kemauan
kita walaupun itu kerja keras kita. Tapi entah kenapa dia yang menurutku mahluk
yang mendekati sempurna seperti malaikat tiba-tiba berubah menjadi manusia
biasa yang tidak bisa mengendalikan emosi dan berpikir kalau dia hidup dengan
prinsip kehidupannya tanpa peduli perasaan orang lain dan buta akan seseorang
yang benar-benar menyayangi, mencintai, dan menerima segala kekurangannya. Apa
mungkin hanya karena kejadian masa lalunya membuat dia menjadi seorang manusia
yang melihat gelapnya sisi hidup. Malam ini dan malam-malam sebelumnya telah
menjadi saksi saat dia mengatakan secara tidak langsung menolakku yang telah
berjuang dan bersabar menerima sikap dan celotehannya yang buruk. Mungkin aku
bisa menjauhinya tapi tidak dengan perasaanku entah aku yang bodoh atau
perasaan ini yang terlalu polos sehingga tidak bisa melupakan orang yang telah
menyakiti hati lebih dari yang lain, mungkinkah itu juga yang dia rasakan
sekarang dengan seorang perempuan yang telah menyakitinya. Walaupun begitu
setiap pagi aku akan selalu menyapanya hingga aku tidak bisa menyapanya lagi.
Karena kita tidak pernah tau apa yang akan terjadi besok.
Aku
akan mengikuti kata hatiku selama itu masih membuatku merasa nyaman walupun menyakitkan.
Aku hanya ingin dia melihat kalau aku akan selalu membuka hatiku untuknya meski
sedikitpun dia tidak pernah menganggapku ada. aku akan selalu menyapanya
walaupun dia menganggap kalau itu hanyalah angin yang berlalu dan tak pernah
sedikitpun mempengaruhi hidupnya. Sudah banyak cerita yang ku tulis tentangnya,
saat dia menyakiti hatiku tapi dia selalu dapat mengobatinya, tapi aku juga tau
kalau dia akan bosan menjadi kesakitan atau pun obatku. Aku sudah siap saat itu
datang tetapi bukan sekarang. Ini hanyalah tulisan ungkapan hati setelah aku
mendapat beberapa kata-kata yang sedikit menggoyahkan kebahagiaanku. Aku takut
kalau kembali seperti dulu menjadi orang yang egois dan dengan mudah membenci
orang lain. Tapi aku yakin itu tidak akan terjadi karena aku tau dia masih
berada di sisi ku walaupun itu hanya sementara. Tidurlah dengan nyenyak malam
ini karena saat kau terbangun aku telah menyapa pagimu terlebih dahulu. Dan aku
tidak peduli jawaban ataupun hal yang kaupikirkan tentangku. Good night
dear......................
2
Tidak
terasa akhirnya saat itu datang. Dimana dia menyelesaikan skripsinya dan wisuda.
Aku senang bisa menemaninya melewati semua itu. Walaupun dia tidak merasakan
hal yang sama. Sehari sebelum wisuda dia mendapat musibah, dan apakah dia sadar
kalau saat itu aku sangat khawatir dan memperlihatkan sikap peduliku di hadapan
semua orang. Mungkin dia tidak menyadarinya. Sampai sekarang aku masih akan
menemaninya hingga apa yang dia inginkan tercapai. Saat dia memberi tahuku
kalau dia sedang berusaha melamar pekerjaan di surabaya aku sangat bingung
entah aku harus bahagia atau bersedih. Tapi aku berfikir kalau itu pilihannya
dan bisa membuatnya senang aku juga akan merasa senang. Secara tidak langsung
dia pernah menyuruhku untuk berhenti bekerja karena dia tau kini aku menginjak
semester akhir. Dan dia tau itulah masa2 dimana sangat sulit untuk seorang
mahasiswa. Tapi apa dia tau aku bekerja hanya untuk mencari kesibukan agar aku
bisa melupakannya walau untuk sesaat. Kini aku hanya bisa berdoa agar dia
menjadi orang yang sukses walaupun itu artinya jarak antara aku dan dia semakin
bertambah jauh. Dan saat itu terjadi maka aku akan berbelok dan tidak akan berjalan
lurus lagi ke arahmu..........
3
Entah
apa yang merasukinya hari itu. Dia tiba-tiba datang dan menyatakan perasaannya
untuk yang kedua kalinya. Aku merasa bahagia karena penantian ini yang aku
tunggu. Berbulan-bulan sudah aku menjalani hubungan dengan nya,. Selama
menjalani hubungan ini aku bukannya merasa bahagia tetapi aku merasa tidak
berguna karena sering kali apapun yang aku lakukan selalu salah di depannya.
Tidak pernah sedikitpun dia meluangkan waktu untuk memenuhi ke inginanku. Tapi
aku selalu menerima sikapnya karena aku mencintainya dengan setulus hatiku. Aku
tidak peduli kalau dia tidak pernah melihat perjuanganku, selama dia masih
mengatakan kalau dia menyayangiku. Sering aku mengatakan kalau aku
merindukannya tetapi ternyata rasa rinduku hanya sebelah tangan saja. Seperti
yang pernah kukatakan, dia sering membuatku sakit tetapi dia juga yang
mengobatinya. Hingga pada hari itu entah apalagi yang merasukinya atau dia
sudah menyadari semua usahaku dia mengatakan kalau dia benar-benar
menyayangiku, dia mengatakan kalau dia merindukanku, dan dia mengatakan kalau dia
akan melamarku. Dengan semua perkataannya itu aku sedikit merasa bahagia. Tapi
dibalik semua itu ternyata terkuak semua kenyataan yang membuatku sangat sakit.
Ternyata selama ini dia tidak menyayangiku, selama ini dia tidak merindukanku,
dan selama ini aku tidak berharga dimatanya. Dia meyakinkanku kalau sekarang
dia sudah berubah. Dia tidak ingin lagi melihatku menangis, dia hanya ingin
melihatku bahagia dengan cinta yang dia berikan. Sempat aku tidak percaya
dengan perkataannya karena aku takut kejadian yang lalu terulang dimana dia
mengatakan kalau dia menyayangiku dan kenyataannya semua itu hanyalah sebuah
topeng. Kali ini aku mencoba untuk mempercayainya untuk yang kesekian kali
karena aku mencintainya. Beberapa hari berlalu dan dia memang membuatku bahagia,
sampai pada hari ini sikapnya berubah seperti dulu lagi dimana saat dia memakai
topeng. Dia mengatakan kalau dia tidak kembali seperti dulu tapi yang aku
rasakan adalah ya. Sekarang aku sedang dalam dilema, apakah aku harus diam atau
aku berusaha mencuri perhatiaannya lagi. Jujur aku lelah tetapi hatiku masih
ingin terus berusaha sampai aku sudah tidak dapat berusaha lagi. Kapan dia akan
mempertahankan sikap baiknya padaku dan sampai kapan dia dapat bertahan dengan
topeng itu, karena hatiku tidak sekuat baja, hatiku lama-lama juga dapat rapuh
sangat rapuh. Mungkin saat aku tiada baru dia akan melepas topeng itu dan
membiarkanku melihat senyumannya mungkin saat
itu terjadi semuanya sudah terlambat. “ hai, kamu yang disana. Cinta ini
tulus padamu karena bahagiamu adalah bahagiaku. Biarkan aku yang menanggung
rasa sakit ini asalkan kau bahagia”.
4
Aku
sudah tidak ingin menangis lagi, tapi kenapa air mata ini selalu jatuh hanya
karena dia. Kenapa dia mudah sekali berubah. Kemarin dia sudah membuatku
terbang melayang melampaui apa yang ku bayangkan dan sekarang dia menjatuhkanku
lebih dalam dari yang pernah kurasakan. Apakah aku sudah benar-benar buta oleh
cintaku sendiri sehingga aku merelakan semua hanya untuk dia, sehingga saat dia
menjatuhkanku aku masih menyanjungnya. Dimana kata-kata manis itu hilang. Baru
sesaat aku merasakan kebahagiaan kini aku telah merasakan kepedihan lagi.
Begitu besarkan kesalahan yang aku buat sehingga aku benar-benar tidak berharga
dimatanya. Apa dia hanya menganggap kalau aku adalah mainan nya dimana bisa dia
ambil saat dia menginginkanku dan bisa dia buang saat dia bosan denganku.
Kenapa hati ini sangat tidak tenang. Harusnya aku yang marah karena aku yang
sakit, tetapi kenapa aku tidak bisa sedikitpun membenci dia yang sudah
membuatku seperti ini. Diri ini selalu ingi melarikan diri darinya mencari
kebahagiaan sendiri yang tidak ada hubungannya dengan dia tapi hati ini tidak
bisa. Aku sudah terlalu mencintainya, aku sudah terlalu nyaman dengan nya
walaupun aku selalu menangis. Apakah keputusanku untuk mempertahankannya ini
benar apakah aku tidak salah melangkah. Bagaimana kalau dia adalah orang yang
salah. Sumpah maati aku benar-benar tidak bisa berpikiraan untuk menjauh
darinya. Kalaupun kelak aku berpisah dengannya aku akan tetap mencintainya.
Karena hatiku dan diriku hanya untuknya. Aku berdoa agar dia menjadi imam dalam
keluargaku kelak dia yang membimbingku dalam rumah tanggaku kelak. Mungkinkah
semua itu dapat terwujud ataukah ini hanya akan menjadi impianku semata.
Terkadang aku ingin sekali tertidur lama agar aku merasakan kebahagiaan cinta
yang tidak aku dapat di dunia nyata ini. AKU HANYA MENCINTAIMU. Kata-kata itu
yang selalu tertancap dihati dan pikiranku dan itulah yang terkadang membuatku
tidak bisa berpikiran rasional dan realistis. Tapi aku akan tetap menjaga dan
memegang kata-kata itu. Walaupun pada akhirnya hubungan ini berbeda tetapi
kata-kata itu tetap sama.
5
Malam
ini hubunganku kembali baik, tapi ini baru permulaan saja. Karena sekali lagi aku
salah melangkah atau dia merasa aku tidak sesuai dengan keinginannya maka
hubungan ini akan benar-benar berakhir tanpa ada penerimaan maaf lagi dari dia.
Mungkin hatinya memang sudah terbuka tapi itulah awal dia menutup pikirannya.
Semoga hubungan ini akan terus berjalan baik. Jika tidak aku akan benar-benar
menghilang dari kota ini. Hari ini aku benar-benar sudah melakukan kebodohan
tidak seharusnya aku bertindak gegabah. Aku memutuskan untuk ikut pergi dengan
dia walaupun belum ada kata iya dari orang tuaku. Ku akui aku terlalu nekat.
Saat sudah berada di tengah jalan, orang tuaku menelfon dan menyuruhku segera
pulang. Dia marah besar karena kenekatanku dan karena aku juga dia menjadi
terlambat diacaranya. Dia benar-benar marah besar satu kata yang ku ingat dari
dia kalo yang kulakukan bukan hanya untuk hidupku sendiri tapi juga menyangkut
hidupnya. Entah kenapa sepanjang perjalanan pulang aku memikirkan banyak hal tapi
tidak satupun aku tau yang kupikirkan. Yang aku tau kalau dia benar-benar
marah. Aku memintanya untuk menurunkanku ditengah jalan dan dia bilang kalau
itu terjadi dia akan memutuskanku. Dan aku mengikuti kata-katanyanya untuk
mengantarkan sampai kerumah. Entah keputusanku kali ini benar atau salah. Aku
tidak akan menghubunginya sampai ujianku selesai. Aku berharap dia akan
memaafkanku untuk kesekian kalinya. Kalaupun pada akhirnya kami berpisah
setelah wisuda aku akan pergi kesumatra untuk menghindari hidupku yang kacau
ini. Sekarang untuk menangispun aku sudah tidak bisa. setiap kali aku merusak
hubungan ini aku akan menandainya dengan menggores tanganku.....
Kali
ini aku baru bisa menangis, aku harus membuat keputusan yang benar saat ini
pikiranku sangat kacau aku akan melupakan segalanya untuk sesaat. Melupakan dia
dan melupakan segalanya. Aku ingin pergi jauh dari sini. Kenapa dia orang yang
membuatku seperti ini kenapa bukan orang lain saja. ingin aku pergi dari rumah
ini dari kota ini. Mungkin jalan terbaik adalah melepaskannya. Aku hanya akan
menangis 2 atau 3 hari saja setelah itu aku berharap bisa melupakannya. Setelah
aku tenang aku sadar kalau kali ini sepenuhnya salahku, aku tidak berpikir
panjang. Tapi sampai kapan ketenangan ini bertahan nanti, bsk, atau setelah ini
akan hilang. Dan baru kali ini aku merasakan air mataku kering. Semalaman aku
tidak bisa tertidur nyenyak memikirkan tindakan apa yang harus aku lakukan dan
keputusan aku yang harus kuambil. Sesaat diruangan sempit ini aku merasakan
banyak tekanan. Tapi ditempat inilah aku berkeluh kesah dan tempat ini yang
sudah menjadi saksi kebahagiaan maupun kesedihanku.
Hari
ini adalah mimpi, ini mimpi, mimpi buruk, ini tidak nyata....
6
Pagi
ini aku memberanikan diri untuk menghubungi dia walaupun aku tidak menunggu
sampai ujianku selesai. Aku memintanya untuk memakiku agar dia lega. entah
permintaan itu berhasil atau tidak. Mungkin ini salah satu peringatan dari
allah agar aku tidak melampaui batas, tapi apakah ini akan membuat hubunganku
kembali. Walaupun hubunganku sedang tidak baik tapi aku akan tetap melakukan
sesuatu yang dapat meluluhkan hatinya meski kecil kemungkinannya berhasil. Dari
beberapa balasannya ternyata sama seperti yang kuduga. Dia merasa dipermalukan
oleh ku. Aku sebenarnya masih tidak mengerti, apa yang membuatku benar-benar
mencintainya hingga aku mau menanggung segala resikonya. Mungkinkah hanya
karena rasa nyaman atau ada yang lain. Sudah lama aku ingin sekali
meninggalkaannya tapi entah kenapa aku tidak bisa melakukan itu. Aku harap
orang tuaku dapat berubah pikiran dan memerimanya. Karena salah satu kebahagiaanku
berasal dari dia. Aku akan terus menulis cerita ini hingga aku benar-benar
berakhir bahagia. Seperti biasa aku akan terus berusaha mengembalikan hubungan
ini, tapi kali ini bukan dengan kata maaf maupun janji untuk menjadi lebih
baik. Tetapi dengan segala pengakuan kesalahan dan siap menerima segala resiko
kecuali satu hal “berpisah”.tampaknya karena kejadian itu aku tidak bisa
menjalani kehidupanku seperti biasa. Aku tidak dapat terfokus dengan ujian
maupun KTI ku, tapi satu hal yang pasti akan ku lakukan yaitu memperbaiki
hubungan ini dan menyakinkan kedua orang tuaku kalau keputusan untuk memilihnya
tidak salah. Ehmm sebenarnya salah tpi aku tidak bisa melihat kesalahan itu. Perasaanku
tidak akan berubah setidaknya untuk saat ini karena aku mencoba untuk menepati
janjiku, janji yang aku dan dia buat untuk kebahagiaan kami. apakah aku bisa menjadi
segalanya untuk dia. Sudah berulang kali aku mengecewakannya. Mungkin lebih
baik jika dia bersama orang lain. Tpi aku tidak akan merelakan itu. Entah butuh
berapa lembar utuk menuliskan cerita kehidupanku, bukan lebih tepatnya percintaanku.
7
Setelah
masalahku dengan dia selesai kini aku dihadapi dengan masalah yang lebih berat
lagi yaitu orang tuaku. Mereka sangat tidak setuju aku berhubungan dengan dia
tapi aku tidak bisa menjauh dari dia. Aku perlu tempat untuk bercerita aku
perlu orang yang dapat memberiku nasehat dan aku perlu orang yang bisa
meyakinkan kedua orang tuaku. Sudah kuputuskan jika sampai aku wisuda dan orang
tuaku tidak merestui hubunganku dengan dia. Aku akan mencari kehidupan yang
baru. Bukan untuk menjauh dari orang tuaku tetapi aku ingin melupakan semua
rasa sakit hati ku. Saat aku merasakan gundah seperti ini dia yang selalu mampu
memberikan ketenangan untukku. Aku akan menjalani dulu kehidupan ini entah
sampai kapan. Aku dihadapkan oleh dua pilihan diantara menuruti kata orang tua
ku dan mengutamakan perasaanku. Aku sangat mencintainya seperti aku mencintai
kedua orang tuaku. Jujur aku ingin sekali menghilang dari kehidupan ini untuk
sementara aku ingin ingatanku tentang perasaan ini hilang. Aku tidak
mengharapkan lebih, aku hanya ingin semuanya bahagia orang tuaku, aku dan dia.
Sudah 4 hari ini aku merasakan seperti orang asing dirumahku sendiri. Orang
tuaku mendiamkanku, menoleh padaku sedikitpun tidak. Pernah aku berusaha minta
maaf tapi nampaknya permintaan maafku ditolak. Jujur aku masih sangat
membutuhkan mereka. Aku ingin sekali memnahagiakan mereka, tetapi mereka marah
denganku karena aku menjalani hubungan dengan dia. Apakah kelak saat aku
benar-benar dapat menikah dengan dia aku akan memiliki kebahagiaan yang selama
ini ku impikan jika aku jauh dari orang tuaku. Sejujurnya dia sudah sering
mengatakan kalau aku memilihnya maka aku akan jauh dari keluargaku dan aku
meyakinkan dia kalau aku siap untuk itu. Ternyata apa yang telah kukatakan
dengan yang kurasakan sangat berbeda. Aku sangat tidak siap untuk jauh dari
orang tuaku. Sekarang aku tidak ingin bertindak gegabah, aku ingin berhati-hati
dalam melangkah dan aku hanya bisa berdoa semoga hubunganku dengan orang tuaku
kembali baik hanya itu tidak lebih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar