Sabtu, 12 Desember 2015

truestoryindonesia.com



1
Aku selama ini hanya aku dan semua tentang aku yang aku ketahui. Entah bagaimana semua berubah saat aku bertemu dengan beberapa manusia yang dapat mengubah hidupku tapi tidak semua hidupku yang dapat mereka ubah. Sebelum semuanya berubah mereka telah menghilang. Dan aku kembali menjadi diriku yang dulu. Aku tidak pernah mengenal apa itu menangis dan apa yang bisa membuatku menangis. Aku selalu melakukan hal yang hanya dapat membuat hidupku senang bukan untuk orang lain tetapi untuk diriku sendiri. Dia adalah sesosok manusia yang membuatku berjuang merasakan sulitnya hidup untuk mendapatkan apa yang aku inginkan. Hingga semua itu tercapai, bayangannya memudar, dan muncul dia yang baru yang menanamkan harapan dihatiku dan membuatku menjadi lebih dewasa untuk berfikir bahwa tidak selamanya hidup ini dapat kita kendalikan sesuai kemauan kita walaupun itu kerja keras kita. Tapi entah kenapa dia yang menurutku mahluk yang mendekati sempurna seperti malaikat tiba-tiba berubah menjadi manusia biasa yang tidak bisa mengendalikan emosi dan berpikir kalau dia hidup dengan prinsip kehidupannya tanpa peduli perasaan orang lain dan buta akan seseorang yang benar-benar menyayangi, mencintai, dan menerima segala kekurangannya. Apa mungkin hanya karena kejadian masa lalunya membuat dia menjadi seorang manusia yang melihat gelapnya sisi hidup. Malam ini dan malam-malam sebelumnya telah menjadi saksi saat dia mengatakan secara tidak langsung menolakku yang telah berjuang dan bersabar menerima sikap dan celotehannya yang buruk. Mungkin aku bisa menjauhinya tapi tidak dengan perasaanku entah aku yang bodoh atau perasaan ini yang terlalu polos sehingga tidak bisa melupakan orang yang telah menyakiti hati lebih dari yang lain, mungkinkah itu juga yang dia rasakan sekarang dengan seorang perempuan yang telah menyakitinya. Walaupun begitu setiap pagi aku akan selalu menyapanya hingga aku tidak bisa menyapanya lagi. Karena kita tidak pernah tau apa yang akan terjadi besok.
Aku akan mengikuti kata hatiku selama itu masih membuatku merasa nyaman walupun menyakitkan. Aku hanya ingin dia melihat kalau aku akan selalu membuka hatiku untuknya meski sedikitpun dia tidak pernah menganggapku ada. aku akan selalu menyapanya walaupun dia menganggap kalau itu hanyalah angin yang berlalu dan tak pernah sedikitpun mempengaruhi hidupnya. Sudah banyak cerita yang ku tulis tentangnya, saat dia menyakiti hatiku tapi dia selalu dapat mengobatinya, tapi aku juga tau kalau dia akan bosan menjadi kesakitan atau pun obatku. Aku sudah siap saat itu datang tetapi bukan sekarang. Ini hanyalah tulisan ungkapan hati setelah aku mendapat beberapa kata-kata yang sedikit menggoyahkan kebahagiaanku. Aku takut kalau kembali seperti dulu menjadi orang yang egois dan dengan mudah membenci orang lain. Tapi aku yakin itu tidak akan terjadi karena aku tau dia masih berada di sisi ku walaupun itu hanya sementara. Tidurlah dengan nyenyak malam ini karena saat kau terbangun aku telah menyapa pagimu terlebih dahulu. Dan aku tidak peduli jawaban ataupun hal yang kaupikirkan tentangku. Good night dear......................

2
Tidak terasa akhirnya saat itu datang. Dimana dia menyelesaikan skripsinya dan wisuda. Aku senang bisa menemaninya melewati semua itu. Walaupun dia tidak merasakan hal yang sama. Sehari sebelum wisuda dia mendapat musibah, dan apakah dia sadar kalau saat itu aku sangat khawatir dan memperlihatkan sikap peduliku di hadapan semua orang. Mungkin dia tidak menyadarinya. Sampai sekarang aku masih akan menemaninya hingga apa yang dia inginkan tercapai. Saat dia memberi tahuku kalau dia sedang berusaha melamar pekerjaan di surabaya aku sangat bingung entah aku harus bahagia atau bersedih. Tapi aku berfikir kalau itu pilihannya dan bisa membuatnya senang aku juga akan merasa senang. Secara tidak langsung dia pernah menyuruhku untuk berhenti bekerja karena dia tau kini aku menginjak semester akhir. Dan dia tau itulah masa2 dimana sangat sulit untuk seorang mahasiswa. Tapi apa dia tau aku bekerja hanya untuk mencari kesibukan agar aku bisa melupakannya walau untuk sesaat. Kini aku hanya bisa berdoa agar dia menjadi orang yang sukses walaupun itu artinya jarak antara aku dan dia semakin bertambah jauh. Dan saat itu terjadi maka aku akan berbelok dan tidak akan berjalan lurus lagi ke arahmu..........



3
Entah apa yang merasukinya hari itu. Dia tiba-tiba datang dan menyatakan perasaannya untuk yang kedua kalinya. Aku merasa bahagia karena penantian ini yang aku tunggu. Berbulan-bulan sudah aku menjalani hubungan dengan nya,. Selama menjalani hubungan ini aku bukannya merasa bahagia tetapi aku merasa tidak berguna karena sering kali apapun yang aku lakukan selalu salah di depannya. Tidak pernah sedikitpun dia meluangkan waktu untuk memenuhi ke inginanku. Tapi aku selalu menerima sikapnya karena aku mencintainya dengan setulus hatiku. Aku tidak peduli kalau dia tidak pernah melihat perjuanganku, selama dia masih mengatakan kalau dia menyayangiku. Sering aku mengatakan kalau aku merindukannya tetapi ternyata rasa rinduku hanya sebelah tangan saja. Seperti yang pernah kukatakan, dia sering membuatku sakit tetapi dia juga yang mengobatinya. Hingga pada hari itu entah apalagi yang merasukinya atau dia sudah menyadari semua usahaku dia mengatakan kalau dia benar-benar menyayangiku, dia mengatakan kalau dia merindukanku, dan dia mengatakan kalau dia akan melamarku. Dengan semua perkataannya itu aku sedikit merasa bahagia. Tapi dibalik semua itu ternyata terkuak semua kenyataan yang membuatku sangat sakit. Ternyata selama ini dia tidak menyayangiku, selama ini dia tidak merindukanku, dan selama ini aku tidak berharga dimatanya. Dia meyakinkanku kalau sekarang dia sudah berubah. Dia tidak ingin lagi melihatku menangis, dia hanya ingin melihatku bahagia dengan cinta yang dia berikan. Sempat aku tidak percaya dengan perkataannya karena aku takut kejadian yang lalu terulang dimana dia mengatakan kalau dia menyayangiku dan kenyataannya semua itu hanyalah sebuah topeng. Kali ini aku mencoba untuk mempercayainya untuk yang kesekian kali karena aku mencintainya. Beberapa hari berlalu dan dia memang membuatku bahagia, sampai pada hari ini sikapnya berubah seperti dulu lagi dimana saat dia memakai topeng. Dia mengatakan kalau dia tidak kembali seperti dulu tapi yang aku rasakan adalah ya. Sekarang aku sedang dalam dilema, apakah aku harus diam atau aku berusaha mencuri perhatiaannya lagi. Jujur aku lelah tetapi hatiku masih ingin terus berusaha sampai aku sudah tidak dapat berusaha lagi. Kapan dia akan mempertahankan sikap baiknya padaku dan sampai kapan dia dapat bertahan dengan topeng itu, karena hatiku tidak sekuat baja, hatiku lama-lama juga dapat rapuh sangat rapuh. Mungkin saat aku tiada baru dia akan melepas topeng itu dan membiarkanku melihat senyumannya mungkin saat  itu terjadi semuanya sudah terlambat. “ hai, kamu yang disana. Cinta ini tulus padamu karena bahagiamu adalah bahagiaku. Biarkan aku yang menanggung rasa sakit ini asalkan kau bahagia”.





4
Aku sudah tidak ingin menangis lagi, tapi kenapa air mata ini selalu jatuh hanya karena dia. Kenapa dia mudah sekali berubah. Kemarin dia sudah membuatku terbang melayang melampaui apa yang ku bayangkan dan sekarang dia menjatuhkanku lebih dalam dari yang pernah kurasakan. Apakah aku sudah benar-benar buta oleh cintaku sendiri sehingga aku merelakan semua hanya untuk dia, sehingga saat dia menjatuhkanku aku masih menyanjungnya. Dimana kata-kata manis itu hilang. Baru sesaat aku merasakan kebahagiaan kini aku telah merasakan kepedihan lagi. Begitu besarkan kesalahan yang aku buat sehingga aku benar-benar tidak berharga dimatanya. Apa dia hanya menganggap kalau aku adalah mainan nya dimana bisa dia ambil saat dia menginginkanku dan bisa dia buang saat dia bosan denganku. Kenapa hati ini sangat tidak tenang. Harusnya aku yang marah karena aku yang sakit, tetapi kenapa aku tidak bisa sedikitpun membenci dia yang sudah membuatku seperti ini. Diri ini selalu ingi melarikan diri darinya mencari kebahagiaan sendiri yang tidak ada hubungannya dengan dia tapi hati ini tidak bisa. Aku sudah terlalu mencintainya, aku sudah terlalu nyaman dengan nya walaupun aku selalu menangis. Apakah keputusanku untuk mempertahankannya ini benar apakah aku tidak salah melangkah. Bagaimana kalau dia adalah orang yang salah. Sumpah maati aku benar-benar tidak bisa berpikiraan untuk menjauh darinya. Kalaupun kelak aku berpisah dengannya aku akan tetap mencintainya. Karena hatiku dan diriku hanya untuknya. Aku berdoa agar dia menjadi imam dalam keluargaku kelak dia yang membimbingku dalam rumah tanggaku kelak. Mungkinkah semua itu dapat terwujud ataukah ini hanya akan menjadi impianku semata. Terkadang aku ingin sekali tertidur lama agar aku merasakan kebahagiaan cinta yang tidak aku dapat di dunia nyata ini. AKU HANYA MENCINTAIMU. Kata-kata itu yang selalu tertancap dihati dan pikiranku dan itulah yang terkadang membuatku tidak bisa berpikiran rasional dan realistis. Tapi aku akan tetap menjaga dan memegang kata-kata itu. Walaupun pada akhirnya hubungan ini berbeda tetapi kata-kata itu tetap sama.











5
Malam ini hubunganku kembali baik, tapi ini baru permulaan saja. Karena sekali lagi aku salah melangkah atau dia merasa aku tidak sesuai dengan keinginannya maka hubungan ini akan benar-benar berakhir tanpa ada penerimaan maaf lagi dari dia. Mungkin hatinya memang sudah terbuka tapi itulah awal dia menutup pikirannya. Semoga hubungan ini akan terus berjalan baik. Jika tidak aku akan benar-benar menghilang dari kota ini. Hari ini aku benar-benar sudah melakukan kebodohan tidak seharusnya aku bertindak gegabah. Aku memutuskan untuk ikut pergi dengan dia walaupun belum ada kata iya dari orang tuaku. Ku akui aku terlalu nekat. Saat sudah berada di tengah jalan, orang tuaku menelfon dan menyuruhku segera pulang. Dia marah besar karena kenekatanku dan karena aku juga dia menjadi terlambat diacaranya. Dia benar-benar marah besar satu kata yang ku ingat dari dia kalo yang kulakukan bukan hanya untuk hidupku sendiri tapi juga menyangkut hidupnya. Entah kenapa sepanjang perjalanan pulang aku memikirkan banyak hal tapi tidak satupun aku tau yang kupikirkan. Yang aku tau kalau dia benar-benar marah. Aku memintanya untuk menurunkanku ditengah jalan dan dia bilang kalau itu terjadi dia akan memutuskanku. Dan aku mengikuti kata-katanyanya untuk mengantarkan sampai kerumah. Entah keputusanku kali ini benar atau salah. Aku tidak akan menghubunginya sampai ujianku selesai. Aku berharap dia akan memaafkanku untuk kesekian kalinya. Kalaupun pada akhirnya kami berpisah setelah wisuda aku akan pergi kesumatra untuk menghindari hidupku yang kacau ini. Sekarang untuk menangispun aku sudah tidak bisa. setiap kali aku merusak hubungan ini aku akan menandainya dengan menggores tanganku.....
Kali ini aku baru bisa menangis, aku harus membuat keputusan yang benar saat ini pikiranku sangat kacau aku akan melupakan segalanya untuk sesaat. Melupakan dia dan melupakan segalanya. Aku ingin pergi jauh dari sini. Kenapa dia orang yang membuatku seperti ini kenapa bukan orang lain saja. ingin aku pergi dari rumah ini dari kota ini. Mungkin jalan terbaik adalah melepaskannya. Aku hanya akan menangis 2 atau 3 hari saja setelah itu aku berharap bisa melupakannya. Setelah aku tenang aku sadar kalau kali ini sepenuhnya salahku, aku tidak berpikir panjang. Tapi sampai kapan ketenangan ini bertahan nanti, bsk, atau setelah ini akan hilang. Dan baru kali ini aku merasakan air mataku kering. Semalaman aku tidak bisa tertidur nyenyak memikirkan tindakan apa yang harus aku lakukan dan keputusan aku yang harus kuambil. Sesaat diruangan sempit ini aku merasakan banyak tekanan. Tapi ditempat inilah aku berkeluh kesah dan tempat ini yang sudah menjadi saksi kebahagiaan maupun kesedihanku.
Hari ini adalah mimpi, ini mimpi, mimpi buruk, ini tidak nyata....




6
Pagi ini aku memberanikan diri untuk menghubungi dia walaupun aku tidak menunggu sampai ujianku selesai. Aku memintanya untuk memakiku agar dia lega. entah permintaan itu berhasil atau tidak. Mungkin ini salah satu peringatan dari allah agar aku tidak melampaui batas, tapi apakah ini akan membuat hubunganku kembali. Walaupun hubunganku sedang tidak baik tapi aku akan tetap melakukan sesuatu yang dapat meluluhkan hatinya meski kecil kemungkinannya berhasil. Dari beberapa balasannya ternyata sama seperti yang kuduga. Dia merasa dipermalukan oleh ku. Aku sebenarnya masih tidak mengerti, apa yang membuatku benar-benar mencintainya hingga aku mau menanggung segala resikonya. Mungkinkah hanya karena rasa nyaman atau ada yang lain. Sudah lama aku ingin sekali meninggalkaannya tapi entah kenapa aku tidak bisa melakukan itu. Aku harap orang tuaku dapat berubah pikiran dan memerimanya. Karena salah satu kebahagiaanku berasal dari dia. Aku akan terus menulis cerita ini hingga aku benar-benar berakhir bahagia. Seperti biasa aku akan terus berusaha mengembalikan hubungan ini, tapi kali ini bukan dengan kata maaf maupun janji untuk menjadi lebih baik. Tetapi dengan segala pengakuan kesalahan dan siap menerima segala resiko kecuali satu hal “berpisah”.tampaknya karena kejadian itu aku tidak bisa menjalani kehidupanku seperti biasa. Aku tidak dapat terfokus dengan ujian maupun KTI ku, tapi satu hal yang pasti akan ku lakukan yaitu memperbaiki hubungan ini dan menyakinkan kedua orang tuaku kalau keputusan untuk memilihnya tidak salah. Ehmm sebenarnya salah tpi aku tidak bisa melihat kesalahan itu. Perasaanku tidak akan berubah setidaknya untuk saat ini karena aku mencoba untuk menepati janjiku, janji yang aku dan dia buat untuk kebahagiaan kami. apakah aku bisa menjadi segalanya untuk dia. Sudah berulang kali aku mengecewakannya. Mungkin lebih baik jika dia bersama orang lain. Tpi aku tidak akan merelakan itu. Entah butuh berapa lembar utuk menuliskan cerita kehidupanku,  bukan lebih tepatnya percintaanku.











7
Setelah masalahku dengan dia selesai kini aku dihadapi dengan masalah yang lebih berat lagi yaitu orang tuaku. Mereka sangat tidak setuju aku berhubungan dengan dia tapi aku tidak bisa menjauh dari dia. Aku perlu tempat untuk bercerita aku perlu orang yang dapat memberiku nasehat dan aku perlu orang yang bisa meyakinkan kedua orang tuaku. Sudah kuputuskan jika sampai aku wisuda dan orang tuaku tidak merestui hubunganku dengan dia. Aku akan mencari kehidupan yang baru. Bukan untuk menjauh dari orang tuaku tetapi aku ingin melupakan semua rasa sakit hati ku. Saat aku merasakan gundah seperti ini dia yang selalu mampu memberikan ketenangan untukku. Aku akan menjalani dulu kehidupan ini entah sampai kapan. Aku dihadapkan oleh dua pilihan diantara menuruti kata orang tua ku dan mengutamakan perasaanku. Aku sangat mencintainya seperti aku mencintai kedua orang tuaku. Jujur aku ingin sekali menghilang dari kehidupan ini untuk sementara aku ingin ingatanku tentang perasaan ini hilang. Aku tidak mengharapkan lebih, aku hanya ingin semuanya bahagia orang tuaku, aku dan dia. Sudah 4 hari ini aku merasakan seperti orang asing dirumahku sendiri. Orang tuaku mendiamkanku, menoleh padaku sedikitpun tidak. Pernah aku berusaha minta maaf tapi nampaknya permintaan maafku ditolak. Jujur aku masih sangat membutuhkan mereka. Aku ingin sekali memnahagiakan mereka, tetapi mereka marah denganku karena aku menjalani hubungan dengan dia. Apakah kelak saat aku benar-benar dapat menikah dengan dia aku akan memiliki kebahagiaan yang selama ini ku impikan jika aku jauh dari orang tuaku. Sejujurnya dia sudah sering mengatakan kalau aku memilihnya maka aku akan jauh dari keluargaku dan aku meyakinkan dia kalau aku siap untuk itu. Ternyata apa yang telah kukatakan dengan yang kurasakan sangat berbeda. Aku sangat tidak siap untuk jauh dari orang tuaku. Sekarang aku tidak ingin bertindak gegabah, aku ingin berhati-hati dalam melangkah dan aku hanya bisa berdoa semoga hubunganku dengan orang tuaku kembali baik hanya itu tidak lebih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar